16 Jun 2014

Menagih Janji “Zikir” *


 Oleh: Muhammad Syarif

Barangkali tidak berlebihan kalau ada ungkapan harapan adalah awal dari segalanya, karena sepertinya memang hidup dan kehidupan ini dibangun di atas sebuah harapan. Tumpukan catatan harapan yang tersusun menjadi cita-cita dan impian tentang hari esok yang lebih baik. Dari sinilah kemudian sesungguhnya peradaban itu dimulai.
Dengan demikian, peradaban manusia seperti yang kita lihat saat ini tidak pernah ada, kalau manusia itu sendiri tidak pernah memiliki harapan. Kita tak kan pernah bertemu dengan kemajuan sains dan teknologi yang begitu mengagumkan seperti sekarang, misalnya, andai manusia, pelaku sains dan teknologi itu, tak berani membuat impian. Dalam konteks ini wajar kalau ada yang mengatakan bahwa kita harus berani bermimpi, karena hidup seringkali bermula dari sebuah impian.

Adalah suatu hal yang tak bisa dibantah bahwa harapan adalah sumber energi kehidupan yang karenanya hidup itu bisa bergerak dan berproduksi. Kalau tidak, maka insan penghuni kolong langit ini, tak lebih dari 'mayat hidup', manusia yang secara fisik masih bisa bergerak, namun ruhnya tak lagi bisa menggerakkan kehidupan. Mereka yang tak lagi mampu berharap dalam hidupnya adalah mereka yang kemudian tak mampu memahami hakekat dan memainkan peran kehidupannya sebagai manusia secara utuh.
Dalam banyak penggalan kehidupan, barangkali cukup sering kita bisa merasakan betapa dahsyatnya kekuatan harapan ini. Betapa kita pernah merasakan bahwa ada energi yang mengalir deras dalam diri kita tatkala kita sudah mampu membangun harapan. Sebaliknya, betapa kemudian kita berubah menjadi seorang yang tak berdaya, ketika kita tergoda untuk membunuh dan mengubur harapan itu dalam hidup kita.
Rakyat Aceh dalam pesta demokrasi 2012 menaruh harapan besar bagi pasangan yang diusung oleh Partai Aceh, pasangan ini diberilebelling “Zikir” mampu mencuri hati rakyat Aceh sehingga melenggang mulus menjadi nahkoda Aceh lima tahun mendatang. Tanggal 25 Juni 2012 adalah momentum bersejarah bagi dr. Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf, dimana pasangan ini dilantik oleh Menteri Dalam Negeri, ribuah rakyat Aceh memadati Gedung DPRA yang dijadikan sebagai pusat pelantikan. Berbagai delegasi dari Luar Negeri pun ikut menghadiri prosesi pelantikan Gubernur Aceh Periode 2012-2017.
Gubernur Aceh ibarat seorang ayah dan Wakil Gubernur Ibarat seorang Ibu bagi komunitas masyarakat Aceh. Tentunya keharmonisan rumah tangga sangat menentukan keberlangsungan dalam menahkodai masyarakat Aceh yang beraneka ragam. Gubernur dan Wagub pasca pelantikan bukan lagi milik Partai Aceh, akan tetapi milik rakyat Aceh. Visinya harus benar-benar menganyomi seluruh rakyat Aceh, bukan malah sebaliknya. Janji saat kampanye harus benar-benar diterjemahkan kedalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah lima Tahun kedepan.
Harapan Rakyat Aceh
Pada skala makro, akan ada banyak sekali variable yang menjadi titik pemicu seorang anak manusia dalam membangun harapan itu. Titik-titik itu bisa bersifat material (seperti keinginan untuk memiliki harta yang banyak dan keinginan untuk berkuasa) dan juga bersifat non-material (seperti harapan untuk membahagian seseorang yang dicintai).
Untuk itulah tidak berlebihan kalau rakyat Aceh berharap adanya keadilan dalam pembangunan. Rakyat Aceh juga berharap Aceh menjadi daerah Syar`i, penerapan syariat Islam harus Kaffah, rakyat hidup damai terbebas dari intimidasi, kemiskinan dan penangguran dapat diatasi dengan terbukanya peluang kerja, adanya jaminan kesehatan, pendidikan yang layak serta kerukunan antar umat beragama berjalan dengan harmoni. Rakyat Aceh juga berharap para pimpinan daerah tidak korupsi dan memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan roda pemerintahan. Good Governance dan Clear Goverment bukan hanya janji dan slogan saat kampanye. Akan tetapi dapat dibuktikan dan dijalankan dalam sistem pemerintahan Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf.  
Tentu tidak salah kalau harapan itu dititipkan kepada sang pemimpin Aceh. Pendeknya, membangun harapan sepertinya adalah suatu hal yang perlu kita lakukan secara sadar dan terencana. Agar harapan dapat dengan mudah dievaluasi, maka dari itu harapan harus di susun strategi yang jitu, dalam sistem pemerinthan harus tertuang dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh atau sering disingkat RPJMA Periode 2012-2017. Dokumen tersebut kemudian disisir setiap tahunnya dalam Rencana Kerja Tahunan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Aceh (Setda/ Setwan DPRA/ Dinas/Badan/Biro serta lembaga Daerah Lainnya). Disinilah Gubernur harus jeli dalam menenpatkan para punggawanya dalam menjalankan roda pemerintahan lima tahun kedepan sehingga Visi-Misinya dapat terwujud dengan baik.

Menanti Action Gubernur Aceh Periode 2012-2017.
Rakyat Aceh menanti harapan pada sosok Dotoe Zaini Abdullah. Gubernur yang diusung oleh partai Aceh banyak menabur janji politik pada saat kampanye. Paling tidak ada 21 janji politik yang nantinya akan di tuntut oleh rakyat Aceh selaku pengontrol kendali negeri ini, adapun janji itu antara lain: menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Islami semua sektor kehidupan masyarakat, pemberangkatan jamaah haji dengan kapal pesiar, naik haji gratis bagi anak Aceh yang sudah akil baliq, menjadikan Aceh layaknya Brunei Darussalam dan Singapura, Mewujudkan pelayanan kesehatan yang gratis yang lebih bagus, mendatangkan dokter spesialis dari luar negeri, pendidikan gratis dari SD hingga perguruan tinggi serta memberikan uang Rp. 1 juta/kk/bulan dari dana hasil mingas.
Janji yang pernah ditaburkan pada masa kampanye dulu, kiranya akan dikabulkan oleh Gubernur Aceh terpilih. Harapan rakyat Aceh akan realisasi janji politik akan dinantikan dengan sabar oleh pemilik negeri ini (warga Aceh). Mampukan komitmen itu di penuhi oleh dotoe zaini dan muzakir manaf. Semoga saja dokumen RPJMA Periode 2012-2017 akan menampung semua janji politik itu, kalau tidak itu semua hanyalah “hayalan dan nyanyia” masa kampanye. Kini pemerintah Aceh telah memasukki masa “Dua Tahun Pemerintahan Zikir”. Pertanyaan sederhana dari masyarakat Aceh dan juga narablogger, apakah kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf, memasuki Dua Tahun Pemerintahan Zikir sudah menjalankan program sesuai RPJMA? kalau sudah apa ukuran keberhasilan setiap indikator yang telah disusun oleh Tim Perencana Pemerintahan Aceh yang dimotori BAPPEDA sudah menjawab kebutuhan Rakyat Aceh?  Apakah memasuki Dua Tahun Pemerintahan Zikir sudah diletakkan Pondasi menuju Good Goverment dan Clear Goverment. Semoga beberapa pertanyaan ini menjadi bahan evaluasi  Dua Tahun Pemerintahan Zikir


* Tulisan ini dalam rangka lomba Blogger dengan Tema: Pemerintah Zikir di Mata Blogger.


31 komentar:

Unknown mengatakan...

Apa yang diangkat oleh sdr. Syarif dalam tulisannya kiranya menjadi iktibar bagi Pemerintah Aceh, dalam membangun aceh bermartabat. semoga dua tahun kepemimpinan zikir dapat melakukan terobosan yg pasti

Unknown mengatakan...

Salah satu ciri pemimpin amanah adalah menaati janji yang telah diucapkan, jangan saat kampanye berjanji berapi-api sementara saat terpilih melupakannya

Unknown mengatakan...

alhamdulillah...trm ksh utk bpk. Muhammad Syarif yg telah mengingatkan kita kembali perihal janji-janji Pemerintahan ZIKIR...melalui tulisannya diblogger...kami rakyat aceh memang sangat berharap kepada ZIKIR utk melaksanakan dan memenuhi janji yg telah diucapkan bersama dlm sumpahnya...salam sukses utk sang penulis

Unknown mengatakan...

Sayang,.petumbuhan pengangguran semakin semakin laju, nasi bungkus mendekati harga 10rb,.

Anonim mengatakan...

Janji tinggal janji... itulah lakon aktor politik di negeri ini...

Unknown mengatakan...

Trm ksh, kepada bapak muhammad syarif'yang telah memberi gambaran dan ide yang sangat cemerlang dalam menggali janji-janji pemerintah zikir... sehingga kedepan bisa lebih baik dari yang sebelumnya; sekarang rakyat haus dan lapar menunggu hasil yang pasti. selamat dan sukses kepada penulis:)

Unknown mengatakan...

janji tetap harus di tepati,yang selalu saya ingat dalam benak saya tentang janji ZIKIR adalah Satu Juta Per KK.mana janjimu,ini janjiku.

Unknown mengatakan...

Peradaban tersebut insyaAllah dapat terealisasi, asalkan ada faktor utama yakni kredibilitas dan leadership seorang pemimpin. Untuk itu, seorang pemimpin harus memanfaatkan kepemimpinanya melalui optimalisasi keseimbangan, stabilitas dan kekuasaan sebagaimana mestinya

Unknown mengatakan...

kita berharap memasuki 2 tahun pemerintahan ZIKIR terdapan perubahan yang signifikan spt yang beliau janjikan saat kampanye....salam sukses buat bpk. Syarif

Unknown mengatakan...

pemimpin yg bijak selalu diimpikan rakyat banyak dismping itu juga semua janji harus dibuktikan..... terima kasih

M.Taslim mengatakan...

SINGKAT KATA, SINGKAT CERITA RAKYAT ACEH MASIH MENUNGGU JANJI "1 JUTA/KK"

Anonim mengatakan...

Entah knp rakyat aceh begitu gampang terbujuk rayuan itu... harusnya rakyat kritis...

Unknown mengatakan...

Smoga memasuki 2 Thn Pemerintahan Zikir terealisasi 2 janji lagi yaitu 1. Pendidikan gratis dari SD s/d Perguruan Tinggi 2. Pemberian satu juta Rp /kk /Bln dari hasil dana migas. Amin

Unknown mengatakan...

Banyak harapan disematkan kepada Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, akan tetapi memasuki paruh kedua kepemimpinannya belum ada tanda-tanda perubahan yg berarti di tubuh pemerintahan Aceh yang ada spektrum gonta-ganti kabinet terbanyak, selebihnya belum terbukti lebih baik dari irwandi. malah ada yg bilang masih baik irwandi_nazar dg Zaini-Manaf. Saya fikir rakyat Aceh yang pantas menilainya.

Unknown mengatakan...

2 Tahun kepemimpinan Zaini Abdullah_Muzakir Manaf sudah menunjukkan keretakan rumah tangga. ini dapat dilihat dalam pesta demokrasi Pilpres 2014. Gubernur menjagokan Jokowi dan Wagub menjagokan Prabowo. mestinya rival politik tidak usah diperlihatkan dipermukaan. sejatinya mereka fokus pada kemajuan Aceh. berita mencegangkan juga hasil temuan BPK RI yang dirilis di media LHP Pemda Aceh Wajar Dengan Pengecualian. Itu artinya dari sisi akuntabilitas Laporan Keuangan bermasalah. Jadi Slogan Good Goverment dan Clear Goverment adalah basa-basi belakan

Unknown mengatakan...

Pak Gubernur, Kami butuh pelayanan RSUZA harus profesional, banyak rakyat mengeluh dimana pelayanan yg diberikan belum memuaskan. Pemerintah Aceh hanya menggaji PNSnya saja yang besar, sementara pelayanan dilingkup Pemerintahannya tidak becus. Bapak harus berani pangkas TPK-PNS yg selama ini sangat besar. mestinya penghasilan besar harus sebanding dengan pelayanan yg diberikan oleh abdi Negara.

Unknown mengatakan...

Rasanya belum terlambat bapak Gubernur untuk memperbaiki kelemahan yg selama ini dilakoni oleh jajaran Pemerintah Aceh. Janji manis saat kampanye harus dievaluasi, mana yg sudah jalan dan mana yang belum. Gubernur dan Wagub harus berjiwa besar, jika tidak sanggup membawa kemakmuran rakyat Aceh minta maaf dan turun tahta..itu namanya sikap satria. Dulu saat kampanye berapi-api, bilang ini dan itu. Cakapnya tak sebanding perbuatan.

Unknown mengatakan...

Kapan ya rakyat Aceh dapat 1 Juta per KK? kapan ya rakyat Aceh naik haji grati?

Unknown mengatakan...

Sepertinya rakyat aceh sudah muak dengan janji manis zikir, belum ada progres yang berarti. pak Zaini dan Muzakir manaf kerjanya asyik jalan-jalan cari investor, abeuh peung aceh saboh goni, hasil hana. kamoe rakyat deuk-deuk troe..wate awai pegah cet langet, wate ka jeut ke pemimpin lupa ke rakyat...

Muhammad Syarif,S.HI,M.H mengatakan...

Trimakasih atas atensi kawan-kawan semua..semoga harapan dan kritikan jamaah bloger ditindak lanjuti oleh Gubernur Aceh, Amin.

Muhammad Syarif,S.HI,M.H mengatakan...

masyarakat yang baik selalu mengingatkan pimpinannya jika teledor...
kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi kita memberikan saran dan pandangan buat kemajuan aceh kedepan. Tentunya jika Gubernur dan Wagub berjiwa besar tentu akan bekerja lebih giat lagi untuk merealisasi janjinya. Penempatan sesorang dalam jabatanpun benar-benar sesuai prosedur, bukan karena ada saham politik. jika tidak maka pemerintahan aceh akan semakin terpuruk.

Muhammad Syarif,S.HI,M.H mengatakan...

masyarakat yang baik selalu mengingatkan pimpinannya jika teledor...
kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi kita memberikan saran dan pandangan buat kemajuan aceh kedepan. Tentunya jika Gubernur dan Wagub berjiwa besar tentu akan bekerja lebih giat lagi untuk merealisasi janjinya. Penempatan sesorang dalam jabatanpun benar-benar sesuai prosedur, bukan karena ada saham politik. jika tidak maka pemerintahan aceh akan semakin terpuruk.

Muhammad Syarif,S.HI,M.H mengatakan...

masyarakat yang baik selalu mengingatkan pimpinannya jika teledor...
kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi kita memberikan saran dan pandangan buat kemajuan aceh kedepan. Tentunya jika Gubernur dan Wagub berjiwa besar tentu akan bekerja lebih giat lagi untuk merealisasi janjinya. Penempatan sesorang dalam jabatanpun benar-benar sesuai prosedur, bukan karena ada saham politik. jika tidak maka pemerintahan aceh akan semakin terpuruk.

Hasnanda Putra mengatakan...

spirit kita bukan hanya mengingatkan tetapi juga saling mendukung dan berjabat erat agar janji itu terealisasi untuk kemajuan Aceh

Anonim mengatakan...

Nyan cok... pileh lom...

Anonim mengatakan...

Yang perlu disadari itulah salah satu bentuk politik... politik kan identik dengan nogosiasi dimana secara matematis tidak bisa dibuktikan secara signifikan (dimana 1 + 1 jawabannya bisa + 4 bisa juga - 4) itulah seni dalam berpolitik. Namun yang diharapkan oleh masyarakat aceh adalah janji = bukti berarti hasil harus pasti... (rakyat aceh harus bersabar masih ada 3 tahun lagi) terlalu dini kita menilai bahwa mereka belum berbuat

sarfogi mengatakan...

4 tugas besar pemerintah Aceh: Syariat Islam, Perekonomian, Kesehatan dan Pendidikan. Isu strategis yang harus segera/secepatnya dibenahi.

Unknown mengatakan...

Pemerintah Aceh mestinya harus bekerja lebih profesional dalam rangka mewujudkan Aceh lebih baik. bukan asyik gonta-ganti pejabat

Unknown mengatakan...

ZIKIR sudah panik dengan perencanaan yg tak matang, mau dibilang apa, kemampuan memang segitu mau dipaksakan makin berantakan, bersabarlah wahai kita2 rakyat aceh, mari berfikir kritis dalam memilih calon pemegang amanah untuk masa depan aceh yang gemilang. Salam super kepada Kanda M syarif. Titip pesan dari Barat Selatan Aceh, slagon kedaerahan masih sangat kental di kepemimpinan Zikir, mari kita dorong mereka di sisa jabatannya untuk melirik pembangunan ke wilayah BARSELA kalau tidak mampu lebih baik ijinkan secara baik2 kita pisah berdiri sebagai provinsi BARSLA.

Unknown mengatakan...

ZIKIR sudah panik dengan perencanaan yg tak matang, mau dibilang apa, kemampuan memang segitu mau dipaksakan makin berantakan, bersabarlah wahai kita2 rakyat aceh, mari berfikir kritis dalam memilih calon pemegang amanah untuk masa depan aceh yang gemilang. Salam super kepada Kanda M syarif. Titip pesan dari Barat Selatan Aceh, slagon kedaerahan masih sangat kental di kepemimpinan Zikir, mari kita dorong mereka di sisa jabatannya untuk melirik pembangunan ke wilayah BARSELA kalau tidak mampu lebih baik ijinkan secara baik2 kita pisah berdiri sebagai provinsi BARSLA.

Unknown mengatakan...

masyarakat terus dibiarkan dalam rapan...